"Roro Kuning Waterfall" Wisata Yang Indah

Nganjuk memiliki wisata alam pegunungan, sejarah, budaya, dan kini tengah mengembangkan wisata agro.  Tempat wisata alam seperti panorama Ngliman, air terjun Sedudo, air terjun Pacoban dan air terjun merambat Roro Kuning yang semuanya terletak di lereng perbukitan kaki Gunung Wilis. Air terjun merambat Roro Kuning letaknya sekitar 27-30 km selatan kota Nganjuk, di tengah hutan pinus dengan ketinggani sekitar 600 meter dari permukaan air laut tepatnya di kaki Gunung Wilis desa Bajulan Kecamatan Loceret Nganjuk.
Koordinator Wisata Air Terjun Merambat Roro Kuning dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Danu Asmoro menjelaskan, air terjun ini berasal dari tiga sumber air dari G Wilis, mengalir merambat di sela-sela bebatuan padas di bawah pepohonan pinus. Kemudian menjadi air terjun yang membentuk trisula dengan ketinggian sekitar 10-15 meter. Karena proses mengalirnya air terjun merambat di bebatuan itulah maka masyarakat Desa Bajulan menamakan “air terjun merambat”. Sedangkan nama “Roro Kuning” kata tokoh masyarakat Bajulan Mbah Nyambik, berasal dari Ruting dan Roro Kuning putri raja Kadiri dan Dhoho yang berkuasa sekitar abad ke 11-12. Ruting yang aslinya bernama Dewi Kilisuci dan Roro Kuning yang sebenarnya Dewi Sekartaji putri semata wayang Lembu Amiseno dari Kerajaan Dhoho. 
Ketika kedua putri raja itu sakit, di kerajaan tidak ada yang bisa menyembuhkan. Runting sakit kuning dan Roro Kuning sakit gondok dan kulit. Untuk mencari kesembuhan kedua putri raja mengembara masuk keluar hutan belantara, naik gunung turun gunung dan akhirnya singgah di lereng G Wilis Desa Bajulan. Ketika sedang merenungi nasibnya sang putri bertemu dengan Resi Darmo dari Padepoan Ringin Putih desa Bajulan.
Di sinilah dua putri raja dirawat dan diberi obat ramuan tradisional oleh sang Resi yang sakti. Dengan ramuan dedaunan, sakit putri raja akhirnya bisa sembuh. Dalam proses penyembuhannya, putri Runting dan Kuning sering mandi di air terjun yang kemudian diabadikan oleh sang Resi menjadi nama air terjun. Roro Kuning yang masih perawan banyak mengandung misteri. Di tempat ini banyak petilasan-petilasan berupa situs, batu dan pohon besar bekas tempat pemujaan para resi, prajurit kerajaan, para pengembara. Bekas-bekas pemujaan masih banyak terdapat di sekitar bukit air terjun. Di antaranya petilasan Dewi Sekartaji dan petilasan Jendral Sudirman.
Petilasan-petilasan itu konon banyak didatangi orang. Menjelang pemilihan anggota Legislatif (Pileg) beberapa waktu lalu, banyak caleg bersemedi di di situ. Lepas dari itu, keindahan air jernih yang mengalir berliku-liku mencari celah ke tempat yang lebih rendah, sangatlah menawan. Pepohonan dan batu padas yang diselimuti rerumputan hijau kekuningan nampak seperti pemardani. Hawanya yang sejauk mulai pagi hingga petang menambah betah para pengunjung yang sedang santai bersama keluarga. Pada pagi hari yang dingin, rimba Roro Kuning banyak berhias burung-burung kutilang, cucak rowa, prenjak, cendet dan kace menari-nari sambil berkicau bersaut-sautan.
Tak kalah menariknya pohon-pohon pinus yang bergoyang berdempetan diterpa angin pegunungan mengeluarkan suara bagaikan musik calung yang sedang mengiringi burung-burung bernyanyi. Air terjun desa Bajulan baru dibuka untuk umum tahun 2005. Pemkab Nganjuk sudah melengkapinya dengan kolam renang, tempat perintirahatan para wisatawan, tempat bermain untuk anak-anak dan pentas pertunjukan musik dan kesenian tradisional.
Jalan menuju lokasi wisata sudah beraspal dengan lebar sekitar 7-10 meter. Di sepanjang jalan menuju lokasi banyak terdapat warung atau kios yang menyediakan makanan dan minuman. Bajulan juga penghasil buah durian.
Untuk menuju Roro Kuning dari Surabaya bisa naik bus atau kereta api jurusan Madiun turun di Nganjuk. Untuk bus ekononi ongkosnya Rp 14.000/orang, dari terminal Nganjuk naik mini bus jurusan Nganjuk-Kediri turun di Loceret dengan ongkos Rp 4.000/orang. Dari Loceret naik angkot atau jasa ojek. Ojek pulang pergi sekitar Rp 50.000/orang. Wisatawan cukup membayar Rp 2.000/orang, parkir sepeda motor Rp 1.000/motor dan Rp 5.000/mobil.

0 comments:

Posting Komentar